BPPTKG: Gunung Merapi Masih Berstatus Siaga, Aktivitas Vulkanik Mengalami Peningkatan

Gunung Merapi Masih Berstatus Siaga, Aktivitas Vulkanik Mengalami Peningkatan. (Antara Foto/Andreas Fitri Atmoko)


JAKARTA, Zlh558.com- Gunung Merapi melepaskan awan panas guguran pada pagi hari Minggu (12/3). Selama periode pengamatan antara pukul 00.00 - 06.00 WIB, tercatat enam kali awan panas guguran keluar dari Gunung Merapi dengan jarak luncur maksimum 2.000 meter ke barat daya.

"Teramati awan panas guguran enam kali dengan jarak luncur maksimum 2.000 meter ke barat daya," kata Agus Budi Santoso, Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), seperti yang dilaporkan oleh Antara.

Agus juga mengungkapkan bahwa ada guguran lava pijar yang keluar dari Gunung Merapi dengan jarak luncur maksimum 1.700 meter ke arah barat daya.

BPPTKG juga mencatat bahwa selama periode itu, Gunung Merapi mengalami lima kali gempa awan panas guguran dengan amplitudo 31-70 mm selama 60,9-190 detik, 25 kali gempa guguran dengan amplitudo 4-30 mm selama 32,5-132,6 detik.

Selain itu, BPPTKG juga mencatat ada 12 kali gempa fase banyak dengan amplitudo 3-15mm selama 5,7-7,7 detik, 6 gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 28-75 mm selama 7,4-15,4 detik, dan satu kali gempa vulkanik dengan amplitudo 12 mm selama 10,5 detik.

Luncuran awan panas guguran dari Gunung Merapi terus terjadi pada pukul 07.04 WIB, 07.08 WIB, dan 07.56 WIB ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimum mencapai 2.500 meter.

Saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi yang berada di perbatasan antara Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada Level III atau Siaga.

Baca juga: Hujan Abu Imbas Erupsi Gunung Merapi, Objek Wisata Ditutup dan Warga Diimbau Waspada

Terhadap Gunung Merapi, Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gubernur Yogyakarta, mengatakan bahwa Gunung Merapi tidak akan meletus besar seperti yang pernah terjadi pada tahun 2010. Ia mengatakan bahwa pola erupsi di gunung berapi aktif tersebut telah mengalami perubahan dari sebelumnya.

"Sudah berbeda wong sudah sepuluh tahun lebih. Biasanya kan empat tahun meletus," kata Sultan di Jogja Expo Center (JEC) Bantul, Sabtu (11/3), dilaporkan Antara.

Menurutnya, awan panas guguran dari Gunung Merapi sejak Sabtu (11/3) membantu menambal lahan-lahan yang berlubang di sekitar gunung yang rusak akibat aktivitas tambang pasir.

Aktivitas vulkanik Gunung Merapi, kata Sultan, akan berhenti dengan sendirinya meskipun membutuhkan waktu yang lama.

"Yang penting 'ngebaki' (memenuhi) yang dirusak karena ditambang, itu saja. Nanti kalau lubang-lubang itu sudah tertutup kan berhenti sendiri. Memang itu perlu (waktu, red) lama karena tidak hanya di atas, yang di bawah kan juga pada berlubang kan gitu," katanya.

Menurut Sri Sultan Hamengku Buwono X, pihaknya terus memantau situasi Gunung Merapi dan akan mengambil tindakan yang diperlukan jika terjadi peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan.

Sementara itu, BPPTKG juga menegaskan bahwa masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Merapi harus tetap waspada terhadap bahaya erupsi vulkanik. BPPTKG juga meminta masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas di zona bahaya Gunung Merapi yang telah ditetapkan sejauh 3 kilometer dari puncak Merapi.

Meskipun tidak ada korban jiwa akibat erupsi Merapi saat ini, namun pihak berwenang telah menyiapkan berbagai skenario untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk, termasuk evakuasi warga dan hewan yang berada di sekitar Gunung Merapi.

Erupsi Merapi pada tahun 2010 yang lalu menewaskan lebih dari 300 orang dan mengakibatkan kerugian material yang besar. Oleh karena itu, kewaspadaan dan kesiapan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya erupsi vulkanik di Gunung Merapi sangatlah penting.










Sumber: CNIndonesia.com





Post a Comment

Lebih baru Lebih lama