Karyawan Google-Facebook-Apple secara serentak mengundurkan diri dan pindah ke sini

Foto: NurPhoto via Getty Images/NurPhoto

JAKARTA, Zlh558.com - Para raksasa teknologi bukan hanya kalah dalam hal kecerdasan buatan dari ChatGPT. Mereka juga harus menghadapi kenyataan bahwa sejumlah karyawannya memilih untuk bergabung dengan perusahaan yang mendukung chatbot populer, OpenAI.

Menurut data dari LeadGenius dan Punks & Pinstripes, sejumlah karyawan dari raksasa teknologi pindah ke OpenAI, seperti lebih dari 200 karyawan dari Alphabet, perusahaan induk Google, dan lab riset AI DeepMind. Selain itu, 59 mantan karyawan Google dan 34 dari Meta juga dilaporkan pindah ke OpenAI. OpenAI juga telah mempekerjakan sejumlah orang yang sebelumnya bekerja di Apple dan Amazon.

Greg Larkin, CEO Punks & Pinstripes, mengatakan bahwa fakta ini seharusnya menjadi pengingat bagi para raksasa teknologi. Menurutnya, perusahaan-perusahaan besar belum sepenuhnya memanfaatkan investasi pada karyawannya.

"Bagi banyak orang hal ini berarti mereka jarang melihat karya mereka memiliki dampak yang berarti pada produk inti atau pendapatan perusahaan," jelasnya, seperti dikutip dari Insider pada Kamis (23/2/2023).

Selain merekrut karyawan, OpenAI juga memiliki pemimpin tim yang berasal dari raksasa teknologi dunia. Salah satunya adalah mantan kepala autopilot Tesla, Andrej Karpathy.

OpenAI, melalui chatbot ChatGPT, telah mendapatkan popularitas dalam waktu singkat, bahkan membuat Google ingin mengalahkan perusahaan tersebut. Baru-baru ini, Google membuktikan diri ikut terlibat dalam perang AI dengan meluncurkan chatbot AI bernama Bard. Bard didasarkan pada model bahasa untuk aplikasi percakapan yang sebelumnya dikembangkan oleh Google, yaitu Lamda atau Language Model for Dialogue Applications.

Microsoft juga memanfaatkan teknologi OpenAI untuk memasuki perang teknologi tersebut, dengan mengintegrasikan teknologi serupa pada mesin pencarian Bing.

Hal ini menunjukkan betapa pentingnya teknologi chatbot dan kecerdasan buatan dalam persaingan bisnis saat ini. Perusahaan-perusahaan besar seperti Google dan Microsoft bersaing untuk memenangkan persaingan ini dan menunjukkan kemampuan mereka dalam mengembangkan teknologi AI yang lebih baik.

Namun, keberhasilan OpenAI dalam merekrut karyawan dari perusahaan-perusahaan teknologi besar menunjukkan bahwa para karyawan lebih tertarik untuk bekerja di perusahaan yang memberikan mereka kesempatan untuk berkontribusi dalam pengembangan teknologi AI yang inovatif dan berdampak. Ini menjadi pelajaran bagi perusahaan-perusahaan besar untuk memperhatikan investasi pada karyawan mereka agar dapat mempertahankan dan menarik bakat-bakat terbaik di industri teknologi.

Di masa depan, teknologi chatbot dan kecerdasan buatan diprediksi akan semakin berkembang dan menjadi bagian yang lebih terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari kita. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan teknologi harus terus berinovasi dan mengembangkan teknologi AI yang lebih canggih dan berdampak, serta memperhatikan investasi pada karyawan mereka agar dapat bersaing dalam pasar yang semakin ketat.









Sumber: CNBCindonesia.com







Post a Comment

Lebih baru Lebih lama