Arwana Super Red Asal Kalbar yang Terancam Punah, Berharga Fantastis

Arwana Super Red, ikan asli Kalimantan Barat. (Foto: MNC Media)


Untuk pecinta ikan hias, arwana pasti sudah tidak asing lagi. Dengan bentuk tubuh yang unik, ramping, dan panjang serta memiliki warna yang sangat indah, arwana menjadi pilihan untuk memperindah ruangan akuarium. Lebih dari itu, arwana yang memiliki harga tinggi sering diidentikkan dengan prestise dan dipercaya sebagai pembawa keberuntungan.

Salah satu jenis arwana yang populer adalah arwana super red (Scleropages formosus) yang merupakan endemik dari Pulau Kalimantan. Arwana ini menjadi potensi bagi budidaya masyarakat di Kecamatan Suhaid dan Semitau, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Namun, keberadaannya terancam punah dan termasuk satwa yang dilindungi, sehingga perdagangannya hanya diperbolehkan jika hasilnya dari penangkaran.

Dengan warna yang menawan dan tergolong jarang, arwana super red memiliki banyak peminat dari berbagai kalangan, baik dalam maupun luar negeri, seperti China, Singapura, Hongkong, dan Taiwan. Harganya pun sangat fantastis.

Habitat Arwana Super Red

Menurut sumber dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Arwana Super Red ditemukan di berbagai tempat di Kalimantan Barat, terutama Sungai Kapuas dan Danau Sentarum yang merupakan habitatnya.

Warna merah penuh terlihat pada sirip ikan muda, pada bibir, dan juga sungut. Saat dewasa, warna merah juga akan muncul pada bagian tubuh lain, seperti tutup insang dan pinggiran sisik, sehingga membuat tubuh ikan terlihat berwarna merah.

Arwana Super Red dikelompokkan menjadi empat varietas, yaitu Merah Darah (Blood Red), Merah Cabai (Chili Red), Merah Orange (Orange Red), dan Merah Emas (Golden Red). Empat varietas ini secara umum disebut Super Red atau Merah Grade Pertama (First Grade Red), meskipun dalam perkembangan selanjutnya Super Red lebih sering merujuk pada Merah Cabai dan Merah Darah. Sementara varietas terakhir dua varietas dianggap sebagai Super Red dengan grade yang lebih rendah.

Walaupun ditemukan di habitat aslinya di Sungai Kapuas dan Danau Sentarum, Arwana Super Red ternyata termasuk dalam daftar ikan terancam punah oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN).

Nilai Jual Arwana Super Red

Youtube @MasKribo

Arwana Super Red dibudidayakan secara luas oleh masyarakat di Kapuas Hulu. Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan, menyatakan bahwa budidaya ikan hias ini sangat menjanjikan karena memiliki potensi untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.

Ikan yang lebih dikenal dengan nama Siluk menurutnya merupakan kebanggaan bagi masyarakat Kapuas Hulu. Bentuk, corak, dan warna merah khas di tubuhnya membuat ikan Arwana Super Red di Kapuas Hulu berbeda dari ikan Arwana di tempat lain.

Sebagai salah satu ikan hias favorit, Arwana Super Red memiliki harga yang tidak murah. Di pasar, ikan Arwana Super Red ditawarkan dengan harga antara Rp 2 juta hingga Rp 48 juta, tergantung pada ukuran dan bentuknya.

Keunikan arwana super red terletak pada sirip yang lebih panjang dan ukuran badan yang agak pendek. Misalnya, ikan dengan umur yang sama namun memiliki ukuran yang lebih pendek akan memiliki harga jual yang lebih tinggi.

Namun, menurut Dora, harga pasar Arwana Super Red saat ini sedang menurun akibat pandemi. Bahkan, pasar luar negeri, terutama China memiliki regulasi impor yang ketat yang menghambat aktivitas penjualan.

Meskipun memberikan keuntungan yang tinggi, tantangan pembudidaya Arwana juga banyak. Misalnya, pada tahap pembiakan, pembudidaya menggunakan kolam tanah sebagai tempat ikan bertelur. Cuaca yang tidak stabil, terutama saat musim hujan yang intens, menyebabkan air sungai meluap dan mengotori kolam, sehingga ikan-ikan bisa mati atau hanyut terbawa banjir.

Tantangan lain adalah pembudidaya harus memiliki banyak akuarium untuk tahap penetasan dan pembesaran ikan. Belum lagi untuk perawatan ikan yang sakit membutuhkan akuarium terpisah.

Untuk memastikan kualitas Arwana yang baik, pembudidaya harus memberikan pakan alami, seperti jangkrik, kodok, belut, ikan rucah, atau ulat Hongkong. Namun, semua pakan tersebut membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Menyadari kondisi ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dengan pimpinan Sakti Wahyu Trenggono memberikan dukungan kepada pembudidaya Arwana. Terutama untuk dua kecamatan, Suhaid dan Semitau yang memiliki potensi tinggi, sudah ditetapkan sebagai Kampung Perikanan Budidaya Arwana. KKP mengerti akan tingginya biaya yang dibutuhkan oleh para pembudidaya, sehingga merespon tantangan dengan menyediakan fasilitas permodalan melalui Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan

Baca Juga : 13 Jenis Ikan Arwana dengan Nilai Ekonomi Tinggi, Lengkap dengan Harga dan Cara Merawatnya

Pembiakan dan Reproduksi

Budidaya Arwana Super Red di Kecamatan Suhaid dan Semitau, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat yang
setiap tahun memberikan penghasilan kepada sekitar 120 kepala keluarga (KK) pembudidaya sekitar Rp10,2 miliar pertahun dengan produksi 8500 ekor. (LPMUKP for JawaPos.com)


Namun, tak bisa dipastikan kapan proses pembiakan arwana super red terjadi. Bisa setahun, atau bisa juga membutuhkan waktu dua tahun.

Cara pembiakan arwana super red sama dengan jenis arwana lainnya. Pejantan dan betina akan mengeluarkan sel telur dan sperma, sehingga terjadi pembuahan dan bertelur. Telur-telur tersebut kemudian dimasukkan ke mulut pejantan untuk dieram.

Setelah 55-60 hari, anak arwana akan keluar dari mulut pejantan, dan pejantan tersebut tidak akan makan selama itu.

Betina akan melakukan penjagaan pada wilayah teritorinya untuk mencegah gangguan dari predator lain hingga bayi arwana lahir.

Setelah anak arwana menetas dan masih menempel pada embrionya, petani arwana khusus biasanya akan mengumpulkannya.

Kepunahan dan upaya yang dilakukan

Kekhawatiran akan punahnya ikan arwana super red secara alami dianggap sangat besar oleh IUCN, karena tinggi permintaan pasar dan harga jualnya yang mencapai jutaan rupiah.

Untuk melindungi populasi arwana super red, Surat Keputusan Bupati Kapuas Hulu Nomor 6 Tahun 2001 menetapkan Danau Lindung Empangau di Desa Nanga Empangau, Kecamatan Bunut Hilir, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat sebagai danau lindung yang melindungi arwana dan produksi ikan lain di dalamnya.

Oleh karena itu, untuk mencegah punahnya ikan arwana super red, masyarakat di Kapuas Hulu saat ini melakukan banyak pembudidayaan di dalam kolam ikan dan akuarium.

Baca Juga : Ikan Arwana: Serba-serbi, Jenis dan Makanan yang Cocok

Konservasi ini bertujuan untuk melindungi kelestarian sumber daya genetik arwana (F1) sehingga tetap ada.

Terdapat juga komunitas dan asosiasi pedagang dan penangkar arwana di Kalimantan Barat, yang tidak hanya menjadi alternatif sumber penghasilan di daerah tersebut, tetapi juga berpotensi menjadi daerah wisata lingkungan.

Menurut Direktur Program TFCA Kalimantan, Puspa Dewi Liman, arwana super red adalah hewan yang hampir punah dan harus dilindungi. Oleh karena itu, penangkaran menjadi solusi untuk mengembangkan populasinya.

"Apalagi ikan (super) red yang ada di alam mengkhawatirkan populasinya, apalagi itu sumber genetis alami (F1) dari jenis ikan ini, beda ikan hasil penakaran dan alam, yang bisa dijadikan induk utama itu yang ada di alam," kata Puspa.

"Pengelola penangkaran juga berkewajiban untuk melepasliarkan ikan tersebut jika sudah memenuhi kesiapan untuk bertahan hidup di alam," imbuhnya.

Untuk menghindari masalah perkawinan antar induk, penangkar arwana super red di Kapuas Hulu melakukan program pertukaran satu ekor ikan untuk memperkaya populasi.

Menurut Puspa, hewan yang masih hidup di alam harus dilindungi dan menjadi simbol bagi kearifan lokal masyarakat setempat. Hukum adat setempat juga mengatur pemanenan ikan arwana di alam berdasarkan hasil musyawarah desa Empangan.

Ikan arwana di danau hanya boleh diambil anakannya saja, dengan ukuran kurang dari 5 cm. Alat yang diperbolehkan untuk mengambil anakan adalah senter, jaring, atau parang payung.

Orang yang memanen anakan ikan arwana melebihi ukuran yang diatur dalam hukum adat, akan dikenai denda 300 ribu rupiah. Denda tersebut akan dimasukkan ke kas pokwasmas dan digunakan untuk keperluan sosial dan ibadah.

Ada juga aturan sosial bagi warga setempat untuk tidak mengambil ikan arwana selama tiga hari setelah ada warga yang meninggal.

Sumber :

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama