Siapa Wiji Thukul dan Mengapa Ia Hilang Tanpa Jejak Selama 25 Tahun? Penyair dan Seniman Cadel Bernyali Besar

Siapa Wiji Thukul dan Mengapa Ia Hilang Tanpa Jejak Selama 25 Tahun?  Penyair dan Seniman Cadel Bernyali Besar
Sumber foto header: Aris Munandar Blogspot

Istirahatlah Kata-kata menjadi film yang di inspirasi dari perjalanan Wiji Thukul, sang penyair yang lenyap tanpa tapak jejak sepanjang 25 tahun.

Wiji Thukul sebagai satu diantara penyair dan aktivis HAM yang lenyap pada tahun 1998 saat periode pemerintah Orde Baru diawali.

Wiji Thukul sekarang menjadi perhatian dan topik yang viral di Twitter karena istrinya, Siti Dyah Sujirah alias mbah Sipon wafat pada 5 Januari 2023.

Film Istirahatlah kata-kata menceritakan cerita menegangkan Widji Thukul, penyair yang kreasinya dikenali kritis pada pemerintahan Suharto di Indonesia.

Saat terjadi kekacauan di Jakarta pada Juli 1996, Thukul masih tetap tegar dalam mengkritik walau ada teror. Ia dikambinghitamkan oleh pemerintahan sebagai provokator dan melarikan diri ke Pontianak dan tinggal di pengisolasian sepanjang delapan bulan


Siapa Wiji Thukul?

Dia ialah penyair dan seniman penyair cadel bernyali besar yang berkreasi membuat puisi dan bersuara memberi kritikan untuk pemerintah Orde Baru lewat beragam syairnya.

Beberapa kreasi puisinya jadi perhatian dunia dan satu diantaranya pada tahun 1991, Wiji Thukul mendapat Wertheim Encourage Award yang diberi Wertheim Stichting, Belanda, bersama WS Rendra.

Lalu pada tahun 2002, Wiji Thukul dianugerahkan penghargaan "Yap Thiam Hien Award 2002"

Film dokumenter pertama Wiji Thukul ada di tahun 2002 dan dibikin oleh Tinuk Yampolsky.

Wiji Thukul jadi figur aktivis yang selalu diingat dan beberapa mural wajahnya kadang-kadang kelihatan di gang kecil atau tembok tidak bertuan.

Tiap demonstrasi dan hari Pekerja, puisi-puisi ciptaan Wiji Thukul bergema mengumandangkan hak-hak pekerja.

Ada tiga sajak WijiThukul yang terkenal dan jadi sajak wajib di dalam beberapa aksi massa, yakni Peringatan, Sajak Suara, serta Bunga dan Tembok.

Ke-3 nya ada pada antologi "Mencari Tanah Lapang" yang diedarkan oleh Manus Amici, Belanda, pada 1994.

Tetapi, sebenarnya antologi itu diedarkan oleh kerja sama KITLV dan penerbit Hasta Mitra, Jakarta. Nama penerbit fiktif Manus Amici dipakai untuk menghindar dari larangan pemerintahan Orde Baru.

Sesudah Kejadian 27 Juli 1996 sampai 1998, beberapa aktivis diamankan, dicuri dan lenyap, termasuk Wiji Thukul.

Wiji Thukul masuk urutan orang hilang semenjak tahun 2000 dan sampai sekarang ini dia tak pernah diketemukan, bahkan juga sesudah istrinya Sipon mengembuskan nafas terakhirnya.***








Sumber: PortalPurwokerto.com

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama