Panduan untuk Orang Tua: 6 Cara Menyikapi Masa Pubertas pada Remaja


Tahap perkembangan dan pertumbuhan manusia umumnya dibagi menjadi balita, anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut.

Pada awal masa remaja, seseorang akan mengalami masa pubertas. Setiap orang pasti akan mengalami masa pubertas karena itu merupakan bagian dari tumbuh kembang setiap orang.

Remaja laki-laki dan perempuan mengalami tanda-tanda pubertas yang berbeda karena struktur tubuh yang berbeda.

Pubertas dapat diartikan sebagai masa perubahan fisik dan mental, baik emosi maupun perilaku yang terjadi karena pengaruh hormon.

Pubertas biasanya dimulai pada usia antara 8 hingga 14 tahun untuk anak perempuan dan 9 hingga 14 tahun untuk anak laki-laki. Namun, waktu pubertas dapat berbeda-beda antara individu dan dapat berlangsung selama beberapa tahun.

Orang tua dan pendidik dapat membantu remaja melewati masa pubertas dengan memberikan dukungan emosional dan menyediakan informasi yang tepat mengenai perubahan tubuh dan perasaan yang dihadapi remaja. Hal ini juga penting untuk membantu remaja mengembangkan kepercayaan diri dan mengatasi masalah yang mungkin muncul selama masa pubertas.

Ciri-ciri pubertas

Pubertas ditandai oleh berbagai perubahan fisik dan hormonal yang berbeda-beda antara laki-laki dan perempuan. Beberapa ciri-ciri pubertas pada laki-laki dan perempuan diantaranya:

Ciri-ciri pubertas pada perempuan:

  • Perubahan ukuran payudara
  • Pertumbuhan rambut di area bikini dan di bawah lengan
  • Munculnya bulu-bulu di area sekitar mons pubis
  • Pertumbuhan rambut di area lipatan paha
  • Pertumbuhan tulang yang lebih cepat
  • Perubahan warna kulit di sekitar area payudara dan area sekitar mons pubis
  • Munculnya menstruasi

Ciri-ciri pubertas pada laki-laki:

  • Pembesaran testis dan penis
  • Pertumbuhan rambut di area sekitar mons pubis, di bawah lengan, dan di dada
  • Pertumbuhan rambut di area lipatan paha
  • Pertumbuhan tulang yang lebih cepat
  • Peningkatan produksi hormon testosteron yang menyebabkan peningkatan massa otot dan peningkatan suara
  • Perubahan warna kulit di sekitar area payudara dan area sekitar mons pubis
  • Ejakulasi

Selain perubahan fisik, pubertas juga ditandai oleh perubahan emosional dan sosial, seperti kesulitan dalam mengontrol emosi, perubahan minat, dan perubahan dalam interaksi sosial.

Cara menyikapi masa pubertas

Perubahan fisik yang terjadi selama masa pubertas mungkin akan mempengaruhi aktivitas sehari-hari. Hal ini tentu tidak mudah diterima oleh remaja yang juga mengalami perubahan hormon.

Bagaimana cara menyikapi masa pubertas? Ada beberapa cara yang dapat dilakukan remaja untuk menyikapi masa pubertas, di antaranya :

1. Ajari Cara Merawat Diri

Foto: cara menyikapi masa pubertas (Verywellfamily.com)

Ketika masuk masa pubertas, remaja seringkali mengalami kenaikan produksi keringat yang dapat menyebabkan bau badan. Oleh karena itu, remaja harus lebih cermat dalam menjaga kebersihan pribadi mereka. Studi pada tahun 2017 di jurnal Ethiopian Journal of Health Sciences menunjukkan bahwa kebiasaan kebersihan pribadi yang buruk menjadi penyebab utama peningkatan penyakit menular di negara berkembang.

Orang tua harus memberikan pengingat kepada remaja untuk mandi setiap hari dan mengenakan pakaian yang bersih. Menggunakan deodoran setiap pagi juga akan membantu mencegah bau badan yang tidak enak. Remaja perempuan harus diajarkan cara menggunakan pembalut dengan benar. Ingatkan juga bahwa organ genital perlu dijaga kebersihannya, terutama saat menstruasi dan jangan biarkan celana dalam menjadi lembap, karena bisa memicu pertumbuhan jamur.

Remaja laki-laki harus dijelaskan bahwa tumbuhnya kumis dan jenggot adalah hal yang normal dalam masa pubertas. Orang tua harus memberikan contoh cara bercukur yang benar. Jika orang tua merasa tidak nyaman untuk mengajari hal ini pada anak remaja, mereka dapat meminta bantuan dari kakak, sepupu, atau sahabat. Atau juga bisa mengarahkan remaja untuk mencari referensi di internet tentang cara bercukur atau informasi lainnya.

2. Mengatasi Masalah Jerawat

Foto: Jerawat Pustula (Shutter Stock)

Selama masa pubertas, perubahan hormonal dapat menyebabkan munculnya jerawat pada remaja. Kulit remaja juga dapat menjadi kering atau berminyak.

Untuk mengatasi masalah ini, orang tua harus memberi arahan kepada remaja untuk mencuci wajah 2 kali sehari dengan sabun pembersih yang lembut. Jangan lupa memberi tahu remaja untuk tidak menekan atau mengorek jerawat karena hal tersebut hanya akan memperburuk masalah.

Jika masalah jerawat yang dihadapi remaja cukup serius dan tidak kunjung sembuh, ajak remaja untuk konsultasi dengan dokter kulit untuk mendapatkan saran dan perawatan yang tepat.

3. Menghadapi Percepatan Pertumbuhan

Foto: cara menyikapi masa pubertas (irishtimes.com)

Jangan kaget jika melihat anak yang dulunya masih kecil, tiba-tiba tumbuh sangat tinggi. Hal ini normal terjadi pada beberapa remaja saat masa pubertas, karena peningkatan hormon yang menyebabkan percepatan pertumbuhan.

Orang tua harus memastikan bahwa kebutuhan anak tercukupi, contohnya dengan memperhatikan apakah baju dan celana yang biasa dikenakan sudah sempit. Jika ya, orang tua harus membelikan atau mengajak anak untuk berbelanja baju, celana, atau sepatu baru.

Untuk remaja perempuan, pastikan untuk membelikan bra yang sesuai dengan ukuran yang pas, tidak terlalu kecil atau terlalu longgar. Pilih juga bra yang terbuat dari bahan katun agar nyaman dan dapat menyerap keringat dengan baik.

Jika remaja perempuan bertanya mengapa satu sisi payudara lebih besar dari yang lain, beri penjelasan bahwa ini normal. Pertumbuhan payudara akan merata seiring waktu, namun tetap sah jika ukuran payudara kanan dan kiri tidak sama persis.

Orang tua juga harus mengingatkan remaja untuk menjaga postur tubuh yang baik dan mengajarkan teknik-teknik untuk mencegah cedera saat tumbuh tinggi. Jangan lupa untuk memperhatikan asupan nutrisi yang cukup dan aktivitas fisik yang teratur untuk membantu proses pertumbuhan yang sehat.

Secara keseluruhan, orang tua harus memberikan dukungan dan pemahaman yang baik pada remaja saat mereka melewati masa pubertas. Ini akan membantu remaja untuk merasa nyaman dan percaya diri dengan perubahan fisik yang mereka alami.

4. Mengatasi Perubahan Emosional

Foto: cara menyikapi masa pubertas (Foothillsacademy.org)

Cara lain untuk menyikapi masa pubertas remaja adalah dengan mengatasi perubahan emosional yang terjadi. Pubertas disebabkan oleh kenaikan hormon estrogen dan testosteron. Hormon-hormon ini tidak hanya memengaruhi perubahan fisik, tetapi juga emosi. Akibatnya, anak mungkin lebih mudah marah atau emosional.

Orang tua harus mencoba untuk mengenali perubahan emosional remaja dan memberikan ruang untuk mereka untuk menenangkan diri. Kadang-kadang, yang mereka rasakan hanyalah lelah atau tidak nyaman dengan perubahan tubuh, sehingga yang diperlukan hanyalah beristirahat. Namun, orang tua juga harus memberi tahu anak bahwa mereka selalu ada untuk dia jika ia membutuhkan teman untuk berbagi perasaan.

Orang tua juga dapat mencoba untuk mengajak anak melakukan hal-hal yang menyenangkan atau berolahraga bersama. Olahraga dapat membantu mengatasi kecemasan yang mungkin dialami selama masa pubertas. Memberikan waktu untuk anak untuk menjalani kegiatan setelah sekolah juga bermanfaat, menurut studi pada tahun 2011 dalam jurnal Developmental Psychology. Hal ini dapat membantu mengalihkan perhatian anak dari masalah pubertas dan tetap memberikan dampak positif.

5. Beri Pemahaman Tentang Penyakit Menular Seksual

Penyakit Menular Seksual. Foto: kondom (Orami Photo Stock)

Pada beberapa titik selama masa pubertas, anak remaja mungkin mulai merasakan hasrat seksual. Namun, hanya karena ada hasrat, remaja belum tentu siap secara emosional untuk berhubungan intim. Orang tua dapat membuka diskusi mengenai hal ini, misalnya dengan menanyakan apakah anak tertarik pada seseorang lawan jenis. Kemudian, orang tua dapat memberikan pemahaman bahwa ketertarikan tersebut adalah hal yang wajar.

Pemahaman tentang penyakit menular seksual (PMS) sangat penting untuk diberikan kepada anak di masa pubertas, terutama dalam konteks agama. Dalam beberapa agama, hubungan seksual hanya diperbolehkan dalam konteks perkawinan.

Sebelum menikah, anak remaja harus belajar tentang pentingnya menjaga kebersihan diri dan menghindari dari aktivitas yang dapat menyebabkan penyakit menular seksual.

Orang tua harus menyampaikan bahwa penyakit menular seksual dapat menyebar melalui hubungan seksual yang tidak aman, seperti tanpa kondom atau dengan pasangan yang tidak monogami. Orang tua juga harus menjelaskan bahwa PMS dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang jika tidak ditangani dengan baik.

Menjaga kehormatan diri dan menghormati peraturan agama sangat penting untuk menghindari PMS dan masalah lain yang mungkin terjadi.

Orang tua juga dapat menyarankan remaja untuk mencari informasi dan edukasi yang tepat mengenai PMS, seperti dari sumber yang dipercayai dan dari konselor atau dokter yang berpengalaman. Hal ini akan membantu remaja untuk memahami risiko dan cara untuk menghindari PMS serta membuat pilihan yang tepat untuk kesehatan dan kehormatannya.

6. Pastikan Anak Remaja Punya Seseorang untuk Diajak Bicara

Foto: ibu dan anak remaja (Orami Photo Stock)

Pastikan anak remaja punya seseorang untuk diajak bicara di masa pubertas sangat penting, karena perubahan fisik dan emosional yang terjadi dalam masa ini bisa menyebabkan kesulitan bagi remaja. Remaja mungkin merasa canggung untuk berbicara dengan orang tua tentang perasaan atau masalah yang dihadapinya, oleh karena itu, memiliki seseorang yang dapat diandalkan untuk diajak bicara sangat penting.

Orang tua dapat mencari seseorang yang dapat dipercayai seperti konselor sekolah, konselor kesehatan mental, atau dokter. Orang tua juga dapat menyarankan remaja untuk mencari dukungan dari keluarga atau teman yang dapat dipercayai.

Selain itu, orang tua juga harus memberikan dukungan emosional kepada anak remaja, seperti dengan menyediakan waktu untuk berbicara dan mendengarkan dengan seksama, menjaga kerahasiaan remaja, dan menghormati perasaan remaja.

Orang tua juga dapat menyarankan remaja untuk mengekspresikan perasaannya melalui cara yang positif seperti menulis, melukis, atau berolahraga. Hal ini dapat membantu remaja untuk mengatasi perasaannya dan menemukan solusi untuk masalah yang dihadapinya.

Harus diingat bahwa masalah kesehatan mental, seperti depresi, sangat mungkin terjadi pada masa remaja.

Jadi, orang tua harus memperhatikan tanda-tanda kesehatan mental seperti depresi pada remaja dan memberikan dukungan dan bantuan dari ahli yang tepat.

Hal ini sangat penting bagi orang tua untuk mengetahui dan mengatasi masalah yang muncul selama masa pubertas pada remaja.

Mudah-mudahan informasi ini berguna untuk orang tua.


Sumber:

https://www.orami.co.id/magazine/cara-menyikapi-masa-pubertas

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama