Dampak negatif dari televisi cenderung lebih sering dialami oleh anak-anak zaman sekarang.
Hal ini dikarenakan banyak orangtua yang membiarkan anak mereka menonton televisi agar anak tersebut tenang dan tidak banyak bergerak.
Namun, terlalu sering membiarkan hal ini terjadi dapat memengaruhi pertumbuhan anak secara fisik dan mental. Karena dampak buruknya terkait dengan pertumbuhan secara menyeluruh, kegiatan menonton televisi harus dibatasi.
Dampak Negatif Televisi bagi Anak
Menurut Parenting Firstcry, berikut adalah beberapa dampak negatif televisi bagi anak:
1. Kehilangan Waktu Berharga
Anak-anak yang terlalu banyak menghabiskan waktu di depan televisi akan kehilangan waktu yang bisa digunakan untuk melakukan hal-hal yang lebih bermanfaat.
Waktu tersebut seharusnya bisa digunakan untuk bergaul dengan teman, mengerjakan pekerjaan rumah, bermain di luar rumah, dan kegiatan positif lainnya.
Kehilangan waktu yang bermanfaat ini dapat mempengaruhi pertumbuhan anak secara mental dan fisik.
Oleh karena itu, orangtua harus mengontrol jumlah waktu yang anak-anak habiskan di depan televisi.
2. Kurangnya Keterampilan Bahasa dan Sosial
Dampak negatif televisi yang satu ini berlaku terutama pada anak sejak usia dini dapat mengalami keterlambatan dalam perkembangan bahasa dan keterampilan sosial.
Pada usia di bawah 2 tahun, otak sedang dalam tahap perkembangan yang pesat untuk mempelajari sosial dan emosional.
Jika anak terlalu sering menonton televisi, anak akan hanya fokus pada gambar di layar dan tidak tersenyum, berbicara, atau berinteraksi dengan orangtua dan orang di sekitarnya.
Jika kebiasaan ini dibiarkan terus berlangsung, beberapa tahun kemudian anak mungkin akan membatasi interaksi sosial dengan teman sebayanya, yang pada gilirannya akan mempengaruhi keterampilan bahasa dan sosialnya dalam jangka panjang.
3. Menurunkan Kreativitas dan Imajinasi
Dampak negatif lain dari menonton televisi bagi anak adalah menurunnya kreativitas dan imajinasi.
Jika anak hanya berdiam di rumah saja tanpa menjelajahi dunia luar, ia tidak akan mampu mengembangkan imajinasinya.
Menonton televisi secara berlebihan tidak dapat merangsang pikiran atau memberikan ide-ide yang kreatif.
Ibaratnya, menonton televisi secara pasif hanya mengonsumsi atau melihat ide dari orang lain, tanpa aktif berkreasi.
Oleh karena itu, penting bagi anak untuk mendapatkan kesempatan untuk melakukan kegiatan yang dapat menstimulasi imajinasi dan kreativitas, seperti bermain di luar rumah, menggambar, atau bermain musik.
4. Kurang Fokus
Anak-anak yang menghabiskan terlalu banyak waktu (2-3 jam) di depan layar televisi sering kali mengalami penurunan fokus saat belajar.
Mereka memiliki kemungkinan yang tinggi untuk menderita ADHD (Attention-Deficit Hyperactivity Disorder) di kemudian hari. Penurunan fokus ini dapat mempengaruhi hasil belajar anak dan kinerja di sekolah.
Selain itu, anak yang terlalu sering menonton televisi juga cenderung tidak pandai dalam berolahraga dan tidak menyukai acara atau kegiatan yang berkaitan dengan mengasah kreativitas.
Oleh karena itu, orangtua harus membatasi jumlah waktu yang anak-anak habiskan di depan televisi agar anak-anak tersebut dapat tumbuh secara sehat dan memiliki kemampuan yang baik dalam berbagai bidang.
5. Tidak Produktif
Produktivitas adalah kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tingkatan baru dalam hidup. Jika anak terus-menerus menonton televisi, maka tidak akan ada pencapaian akademis yang berdampak pada kesuksesan anak di masa depan.
Selain itu, tidak produktif juga dapat memengaruhi kehidupan akademis, sosial, dan emosional anak.
Oleh karena itu, orangtua harus memastikan bahwa anak-anak mereka memiliki waktu yang cukup untuk melakukan kegiatan yang produktif, seperti belajar, bergaul dengan teman, dan melakukan kegiatan positif lainnya.
6. Meningkatkan Risiko Obesitas
Dampak negatif lain dari menonton televisi bagi anak adalah meningkatnya risiko obesitas dan kesehatan lainnya. Saat menonton televisi, anak-anak cenderung menyukai camilan yang tidak sehat, seperti cokelat, kentang goreng, atau ciki.
Jika tubuh terus-menerus mendapat asupan makanan tidak sehat, maka penumpukan kalori dari makanan tersebut dapat memicu obesitas.
Oleh karena itu, orangtua harus memastikan bahwa anak-anak mereka tidak terlalu sering menonton televisi dan makan camilan yang tidak sehat saat menonton.
Selain itu, orangtua juga harus memberikan anak-anak makanan yang sehat dan mengajarkan kepada anak-anak tentang pentingnya makan makanan sehat untuk menjaga kesehatan tubuh.
7. Menurunkan Kesehatan Jantung dan Mata
![]() |
Foto: Anak Menonton TV di Kamar (Freepik.com/freepik) |
Sindrom mata malas adalah dampak negatif lain dari menonton televisi bagi anak. Saat mengalami sindrom ini, anak akan mengalami penglihatan kabur atau ganda.
Kondisi ini tidak dapat diatasi dengan penggunaan kacamata atau lensa kontak. Kecanduan televisi juga menyebabkan anak kurang aktif dan bergerak, yang berdampak pada kesehatan organ jantung.
Jika kondisi ini terus-menerus terjadi, bukan tidak mungkin jika anak terkena penyakit kardiovaskular di kemudian hari.
8. Perilaku Negatif
Terlalu banyak menonton televisi, terutama adegan dewasa yang menunjukkan kekerasan, dapat mengubah struktur otak. Hal ini dapat memengaruhi keinginan seseorang untuk berperilaku negatif, terutama kekerasan.
Orangtua harus memastikan bahwa anak-anak mereka tidak terlalu banyak menonton televisi dan tidak menonton adegan dewasa yang menunjukkan kekerasan agar tidak mempengaruhi perkembangan mental dan emosional anak.
9. Memengaruhi Citra Diri
Acara TV sering membesar-besarkan realitas dan memberikan pandangan yang tidak seimbang tentang dunia.
Acara yang menunjukkan kehidupan yang sempurna dan skenario yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan dapat membuat anak-anak merasa tidak mampu mencapai apa yang ditunjukkan di layar.
Orangtua harus memastikan bahwa anak-anak tidak terlalu terpengaruh oleh acara TV dan mengajarkan anak-anak tentang realitas kehidupan sehingga anak-anak tidak merasa tidak mampu.
10. Perubahan Emosional
Anak-anak yang sering menonton adegan dewasa yang menunjukkan penggunaan narkoba dan penyalahgunaan alkohol di televisi berisiko mengalami perubahan emosional.
Pasalnya, anak-anak terlalu dini untuk memahami masalah-masalah orang dewasa yang terkait dengan narkoba dan alkohol. Jika anak-anak terus-menerus menonton adegan tersebut, maka anak-anak mungkin akan mengalami perubahan pandangan dan pemikiran seperti orang dewasa.
Oleh karena itu, orangtua harus membatasi jumlah waktu yang anak-anak habiskan menonton televisi dan memastikan bahwa anak-anak tidak menonton adegan dewasa yang menunjukkan penggunaan narkoba atau penyalahgunaan alkohol.
11. Prestasi Akademik yang Buruk
Terkadang, televisi menayangkan kartun atau film anak yang menarik. Namun, hal ini dapat menyebabkan kurangnya minat dalam belajar pada anak.
Selain itu, anak juga cenderung tidak memiliki minat untuk berpartisipasi dalam kegiatan lain.
Jika dibiarkan terus menerus, hal ini dapat memengaruhi kinerja akademik anak secara negatif.
12. Penyebab Masalah Belajar
Menonton televisi terlalu sering dapat mengurangi keterampilan motorik halus dan kreatif anak. Keduanya akan terasah saat anak terlibat dalam aktivitas yang merangsang fisik maupun mental.
Anak-anak yang menderita ADHD biasanya disebabkan oleh terlalu sering menonton televisi, sehingga tidak memiliki kemampuan untuk berkonsentrasi dan fokus saat belajar.
Oleh karena itu, orangtua harus membatasi jumlah waktu yang anak-anak habiskan menonton televisi dan memberikan anak-anak kesempatan untuk terlibat dalam aktivitas yang merangsang fisik dan mental agar keterampilan motorik halus dan kreatif anak terasah.
Hal yang Harus Dilakukan Orang Tua untuk Mengatasi Dampak Negatif Televisi bagi Anak
Setelah mengetahui seluruh dampak negatif televisi bagi anak, mungkin Anda ingin tahu bagaimana cara mengatasinya.
Menurut Kids Health, Anda harus membatasi waktu menonton televisi bagi anak-anak. Selain itu, Anda juga dapat melakukan beberapa hal berikut ini:
- Pastikan bahwa anak menonton acara televisi yang berkualitas.
- Dampingi anak saat menonton televisi.
- Pastikan konten yang ditonton bersifat informatif, edukatif, dan interaktif.
- Jangan letakkan televisi di kamar anak.
- Jangan membuat aturan terlalu ketat mengenai menonton televisi, karena hal ini dapat membuat anak menonton televisi diam-diam.
Untuk bayi dan balita yang berusia di bawah 2 tahun, tidak disarankan untuk menonton televisi karena otak mereka sedang dalam tahap perkembangan yang intensif. Sebaiknya, tingkatkan interaksi dengan anak dan perhatikan kebutuhan emosionalnya. Dorong anak untuk melakukan kegiatan positif seperti membaca, menulis, dan menggambar agar anak dapat mengembangkan kemampuannya secara positif.
Selain itu, pastikan juga bahwa anak memiliki waktu yang cukup untuk bergaul dengan teman-temannya dan melakukan kegiatan di luar rumah yang menyenangkan. Hal ini akan membantu anak mengembangkan keterampilan sosial dan fisiknya serta mengurangi kecanduan menonton televisi.
Jangan lupa juga untuk memberikan contoh yang baik kepada anak dengan tidak terlalu sering menonton televisi sendiri. Ini akan membantu anak mengerti bahwa ada banyak hal yang dapat dilakukan selain menonton televisi.
Sumber :
https://www.orami.co.id/magazine/dampak-negatif-televisi
Posting Komentar