Perbedaan Margarin, Mentega dan Roombutter,Jangan Sampai Tertukar !!

    Siapakah yang tidak tahu mentega dan margarin? Mengenal iya, tetapi kemungkinan banyak yang menyukai terganti atau malah salah sama sekalipun. Banyak yang sering salah paham masalah mentega dan margarin.

Walau sepintas terlihat sama, tapi rupanya ke-2 nya benar-benar berlainan. Beberapa kembali dibingungkan dengan istilah butter dan roombutter.

Bahkan juga ada yang dibingungkan dengan istilah butter. Walau sebenarnya ke-3 produk itu sebagai material dasar pembikinan kue, yang disebut makanan kegemaran nyaris semuanya orang di beberapa umur.

Berikut perbedaan Margarin, Mentega dan Roombutter berikut:

1. Butter dan mentega

Butter ialah mentega. Butter atau mentega sebagai produk susu yang dibikin dari cream susu atau lemak hewani yang diaduk-aduk. Umumnya dibuat dari susu sapi, walau ada juga yang dibuat dari susu domba atau kambing. Karenanya juga, kandungan mentega nyaris 80 prosentasenya ialah lemak.

 Umumnya mentega warna kuning pucat dan ada yang nyaris warna putih. Untuk mentega atau butter umumnya ada tipe unsalted atau mentega tawar. Adapula roombutter yang dari bahasa Belanda "roomboter" yang maknanya mentega . 

Maka, roombutter sebetulnya tidak ada perbedaannya dengan butter atau mentega secara umum. Yang membandingkan ialah kualitas menteganya, hingga harga lebih mahal. Biasanya roombutter punyai struktur yang paling halus, begitupun wewangiannya yang lebih manis. Roombutter umumnya jadi kombinasi kue atau cookies premium.

2. Margarin

Margarin atau margarine dibuat dari lemak nabati, umumnya kelapa sawit. Minyak kelapa akan lewat proses hidrogenasi, yaitu mengganti wujud cair jadi padat dengan gas hidrogen.

Dari sisi struktur, margarin lebih keras dari mentega. Begitu halnya daya emulsinya yang semakin kuat. Jika dibanding dari wewangian, margarin wewangiannya memang tidak sewangi mentega.

Berlainan dengan mentega, margarin sebagai produk non susu yang dibikin sebagai alternatif mentega. Bahan intinya dari lemak minyak nabati, umumnya kelapa sawit. Karena elemen khusus margarin minyak nabati, karena itu margarin lebih rendah cholesterol dan lemak jemu yang umumnya diketemukan dalam mentega.

Dan margarin mempunyai prosentase lemak tidak jemu double dan tidak jemu tunggal yang semakin tinggi. Dari sisi struktur, margarin lebih keras dari mentega. 

Begitu halnya daya emulsinya yang semakin kuat. Jika dibanding dari wewangian, margarin wewangiannya memang tidak sewangi mentega.

3. Penggunaan mentega dan margarin

Dalam penggunaannya, kamu bisa sesuaikan dengan resep yang hendak diproses. Margarin yang mempunyai kandungan lemak rendah dan memiliki kandungan semakin banyak air bisa mengakibatkan makanan yang dipanggang lebih keras. Sementara mentega yang memiliki kandungan susu semakin banyak akan hasilkan struktur yang menghaluskan. Hingga, bisa disamakan formasnyai sesuai keperluan resep yang hendak dibikin. Misalkan, untuk membikin kue kering, seharusnya menambah di antara margarin dan mentega hingga kue kering yang dibuat memiliki tekstur halus dan tidak gampang ringkih.

Pemakaian Margarin dan Butter dalam Resep Kue

ilustrasi Foto fiveheathome.com

Nach ini yang sebetulnya penting nih bagiku Newbie in the Kitchen. Apa sich perbedaannya pemakaian margarin dan butter dalam resep kue ?? mengapa ada yang perlu gunakan butter, mengapa ada yang bisa gonta tukar pakai margarin dan mengapa ada juga yang penggunaannya digabung di antara butter dan margarin?

Ketidaksamaan intinya rupanya ialah di rasa dan wewangian. Butter dan Margarin memberi rasa sensasi dan wewangian yang lain.

Butter itu rasanya lebih renyah dan harumnya lebih nikmat. Jika tidak yakin, coba jawil dan cicip butter yang berada di dapur dan jawil margarinnya. Atau juga bisa oleskan roti dengan butter dan dengan mentega, dan rasakan berbeda rasa sensasi renyah dan halus butter dibanding margarin.

Ketidaksamaan ke-2 khususnya akan diketemukan di kue kering, yakni ketidaksamaan struktur di hasil akhir kue.

Pada suhu ruangan, butter ini gampang menetes karena titik leleh butter yang rendah sekitaran 33-35C. Dan margarin masih tetap konstan pada suhu ruangan karena titik lelehnya cukup tinggi yakni sekitaran 37-42C. 

Nach kurang lebih bisa pahami tidak mengapa kue yang dibikin dengan butter dapat terus halus beberapa hari pada suhu ruangan, dan dengan margarin berasa bisa lebih cepat mengeras?

Jika kue baru masak dan hangat, kemungkinan halusnya sich sama saja karena baik margarin dan mentega pada suhu panas masih sama cair.

Tetapi sesudah kue didinginkan, ketika berikut dapat berasa perbedaannya kue dengan 100% butter dan kue dengan 100% margarin. Gunakan margarin akan berasa lebih keras karena yaa itu lah, sang margarin saat capai temperatur ruangan memadat kembali, sementara butter masih tetap letoy eh masih tetap halus.

Nach tapinya sang margarin ini, walaupun wewangiannya tidak sewangi mentega, tapi margarin memiliki daya emulsi yang baik, memberi cita-rasa renyah dan kurangi remah roti, hingga sanggup hasilkan struktur kue yang lebih memberikan kepuasan . Maka masih tetap ada pula keunggulannya sang margarin ini 🙂

Untuk wewangian, sebetulnya saat ini margarin juga telah ada yang dikasih wewangian tambahan ala-ala butter hingga dapat hasilkan kue yang wewangiannya tidak kalah dari kue-kue dari butter. Coba lihat-lihat di rack supermarket, ada tuuh margarin khusus untuk cake dan cookies yang dikasih wewangian tambahan (tidak ingin sebutkan merk aaah)

Kenapa ada resep yang menambah butter dan margarin?

Nach di sejumlah resep ada yang menambah butter dan margarin itu bukan tanpa arah, tetapi memang tersengaja supaya keunggulan pada masing-masing lemak ini dapat sama-sama lengkapi. Butter itu harum dan halus tetapi ia terlampau halus hingga lemah menyokong susunan kue, dan harus digabung margarin untuk menolong sang kue dapat terus kuat . 

Maka jika saksikan ada resep dengan kombinasi margarin dan butter, saat ini semoga telah memahami mengapa sang pembikin resep menambah margarin dengan butter.

Ohya kue-kue kering yang memakai butter, harus memerhatikan saat pengocokan. Karena jika butter dikocak kelamaan, minyaknya dapat keluar dan kuenya kelak meleber dengan kesuksesannya. Tipsku agar tidak grogi saat mengocak, seharusnya sang butter dikulkasin dahulu. 

Lantas dipotongi saat sebelum dimikser. Nach jika punyai bowl mikser dari stainless steel, akan lebih bagus karena stainless steel mempunyai karakter dingin. Terkecuali sang bowl ini baru dipakai di atas kompor yaa … hehehe.

Jadi adakah resep dengan butter yang jangan ditukar dengan margarin? Jawabku sich bergantung hasil dari akhir yang diharapkan. Karena sang pembikin resep umumnya sudah tahu hasilnya bagaimana jika butter di resepnya itu ditukar dengan margarin . 

Maka kalau sang pembikin resep mencemaskan hasil akhirnya kue akan menyebalkan penontonnya, karena itu umumnya sang pembikin resep akan pesan tidak untuk mengganti-nukar sang butter dengan margarin. Tetapi pada konsepnya, margarin selalu dapat gantikan butter.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama