Papa - Mama, Stop Lakukan Ini Jika Ingin Anak Sukses dan Bahagia!

Foto: Infografis/ Ayah Bunda, Hindari 4 Ucapan Ini Kalau Mau Anak Sukses/ Ilham Restu

Setiap orang tua pastinya menginginkan buah hatinya mempunyai masa depan yang cerah. Tapi, untuk mencapai kesuksesan dimasa depan diperlukan usaha sejak dini. Dan usaha itu tidak hanya dari diri si kecil, namun juga daridukungan orang tuanya.

Margot Machol Bisnow, penulis dan pakar pengasuhan anak berasal dari Amerika Serikat (AS), dalam wawancara 70 orang tua yang memperbesar anak hingga menjadi orang dewasa yang sangat sukses. Hasil penelitian itu dia rekamkan dalam buku 'Raising an Pengusaha : Bagaimana Membantu Anak Anda Mencapai Impiannya'.

Umumnya, Margot menemukan jika komunikasi orang tua tetap berperan besar dalam membuat anak di masa depan. Berikut pernyataan yang tidak pernah digunakan orang tuadari anak-anak yang tumbuh menjadi orang sukses:
1. Papa Mama Akan Memberi Uang Jika Kamu Mendapat Nilai Bagus
Gambar by: PopMama.com

Memberinya uang saat anak memperoleh nilai bagus, atau menyelesaikan tugas sekolah yang lain. rupanya tidak dianjurkan. Saat orang tua hanya memusatkan perhatian pada prestasi serta nilai memberi kepuasan di sekolah, kemampuan anak dapat didominasikan saat sebelum dapat mengalami perkembangan. Nilai serta prestasi di sekolah lebih penting, namun perlu diingat jika orang tua pun penting untuk mendukung kemajuan berbagai hal lain di kehidupan biar anak tumbuh jadi individu yang utuh dan positif.
2. Tidak Boleh Bermain Sepulang Sekolah Hingga Nilai Kamu Meningkat.
Gambar by: theAsianParent

Banyak orang tua tidak memahami keinginan dan cita-cita anak-anak mereka. Anak-anak bisa saja tidak memiliki kemauan untuk cerdas dalam akademik, tapi orang-tua malahan memaksain kehendaknya sendiri. Bila pengen anak tumbuh menjadi orang dewasa yang sukses, orang tua harus menyuport kemampuan dan keinginan anak yang utama. Lantaran kesibukan utama membantu anak belajar yang berkaitan peraturan dan kesepahaman. Mereka belajar keterampilan sosial. Karena itu, anak punya peluang buat belajar sampai bisa membuat ketentuan.

3. Papa/Mama Tidak Percaya Dengan Kemampuan Kamu, jadi Papa/Mama Akan Selalu Mengecek PR Kamu dan Memperbaiki Yang Salah.
Gambar by: Tabloid Nova

Seluruh orang tua harus mengutamakan tanggung jawab utamanya mulai sejak dini. Tuntun lah si kecil supaya mereka bertanggung jawab, berani menghadapi masalahnya sendiri, belajar dari kesalahannya serta lebih percaya diri sesuai dengan usiannya. 

Tapi, tanggung jawab ini bukan hanya tentang PR sekolah. John Arrow, pemilik Mutual Mobile, sebuah perusahaan teknologi terkemuka, mengaku bahwa saat dia duduk di kelas lima, ia dan kawan-kawannya menulis surat kabar sekolah, yang habis terjual. Akan tetapi, mereka tidak berhasil mengerjakan pengecekan fakta.
Kepala sekolah benar-benar emosi , dan kawan-kawannya mendapatkan masalah dengan orang tua mereka. Tapi orang tua John ketawa dan memerintahnya untuk membenahi kekeliruannya.

"Ketika mengetahui bahwa orang tua akan selalu mendukung saya, bahkan ketika pihak sekolah menentang saya, itu membuat saya bekerja lebih keras untuk menunjukkan kepada mereka bahwa mereka sudah membuatkan keputusan yang benar dengan mempercayai saya," kata John.

4. Papa/Mama Kasih Tambahan Uang Saku Supaya Kamu Bisa Membeli Apa Pun Yang Kamu Mau.

Dampak negatif memanjakan anak mengambil sumber dari kebiasaan orang tua yang memberikan semua keinginan anak. Kebiasaan ini secara tidak langsung membuat anak tidak bisa belajar mengenai konsep dan sikap tanggung jawab.

Anak yang biasa dimanjakan dengan uangakan menjadi malas, tidak bersemangat, namun juga mudah marah apabila kemauannya tidak terpenuhi. Selanjutnya, mereka akan tumbuh besar tanpa kematangan emosional, serta merasakan kesulitan mengatasi masalah saat mereka dewasa.

Yang paling penting adalah memberikan pengertian kepada anak mengenai manfaat dari uang belanja serta memberikan fasilitas kepada anak untuk menabung.

5. Membenarkan Kesalahan Anak

Orang tua, terlebih ibu, rata-rata lebih mendiamkan kesalahan anak dengan semua alasan. Akan tetapi, sering mencari alasan untuk pembenaran bisa mendorong anak jadi pribadi yang tak bertanggung jawab. Contoh-contohnya yakni anak tak dibiasakan membenahi dan merapikan main, dengan alasan anak masih mainan kecil. Padahal, pembentukan karakter dimulai sejak usia dini. Tetaplah ingatkan anak untuk membereskan kembali mainannya.





Sumber : CNBC Indonesia



Post a Comment

Lebih baru Lebih lama