Rusia Perluas UU Anti-LGBT, Propaganda Jalinan Sejenis Dilarang Sepenuhnya


Parlemen Rusia menyepakati amandemen undang-undang anti LGBT+ pada Senin (31/10). Perlakuan itu diambil di tengah-tengah semakin naik-turunnya perselisihan Rusia-Ukraina.

Reuters memberikan laporan majelis rendah Rusia atau Duma sudah memberi suportnya pada Perancangan Undang-undang (RUU) yang larang semua wujud propaganda jalinan LGBT pada Kamis (27/10) kemarin.

Awalnya, Rusia sudah mempunyai UU yang larang propaganda LGBT+ pada 2013 kemarin. Peluasan UU anti LGBT+ ini disodorkan oleh anggota parlemen Rusia Alexander Khinshtein dan Nina Ostania.



Ostanina memberi point amandemen berkenaan info yang ditebarluaskan lewat jurnalis, tv, radio, dan internet jangan berlawanan dengan nilai keluarga tradisionil atau dilarang keseluruhan.

Nilai itu berkorelasi dengan larangan propaganda hubungan seks non-tradisional. Amandemen UU anti LGBT+ ini memberi legalitas untuk Rusia untuk menangani keras siapa saja yang menyalahinya.

Dan Khinshtein meluaskan UU antI LGBT+ yang larang propaganda yang menarget anak-anak, sekarang larangan itu meliputi semua umur. Siapa saja yang menebarkan pesan yang didefinisikan secara positif oleh komune LGBT+ bisa didenda atau diamankan. Aktivitas yang terkait dengan komune LGBT+ akan dilarang, dimulai dari pawai pride, pemutaran film, sampai pameran.

Legitimasi amandemen ini pada intinya erat berkaitan dengan perang yang sedang berjalan. Misalnya saat Khinstein menyampaikan kartun Inggris Peppa Pig ialah alat perang hibrida yang berusaha menormalkan jalinan sama-sama tipe.


Sikap Khinstein ini searah dengan Presiden Vladimir Putin yang ikut mengomentari pemikiran barat berkenaan jalinan non-tradisional. Dia menyebutkan kediktatoran elit Barat sebagai ‘Setan'

"Apa kita betul-betul ingin, di sini, di negara kita, di Rusia, bukannya ibu dan ayah, mempunyai orangtua nomor satu, orangtua nomor dua, orangtua nomor tiga? Apa mereka telah betul-betul edan?" kata Putin dalam pidatonya.

Berlainan dengan Rusia, Ukraina malah sudah jadi tuan-rumah parade pride sepanjang tahun. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy bahkan juga keluarkan ide untuk melegalkan pernikahan sama-sama tipe.

Salah satunya politisi Rusia yang disebut politikus transgender pertama di Rusia Yulia Alyoshina mengomentari peraturan itu.

"Saya tak pernah turut serta dalam propaganda semacam itu, tapi saya tidak paham bagaimana meneruskan kegiatan politik khalayak, jadi wanita transgender terbuka," catat Alyoshina dalam account Telegram kepunyaannya.

Semenjak 2013, diskriminasi dan represi ke barisan LGBT+ terus berguling. Queer Rusia bahkan juga kehilangan tugas mereka.

Serangan, pemerasan, dan pencurian jadi hal yang seringkali dirasakan oleh barisan LGBT+. Tidak cuma di tingkat pribadi, amandemen UU ini membuat cemas beberapa aktor seni karena peraturan Rusia memengaruhi gestur artistik mereka.


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama