![]() |
Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi. (Yogi Ernes/detikcom) |
JAKARTA, Kematian empat anggota keluarga di Kalideres, Jakarta Barat, masih jadi teka-teki.
Polisi kembali mengungkap bukti baru dari tempat kejadian perkara (TKP) untuk mempelajari yang menimbulkan kematian sekeluarga itu.
Terkini, Polres Metro Jakarta Barat menuturkan kalau mobil yang diduga lenyap rupanya dijual oleh si pemilik, ialah Budyanto Gunawan.
Mobil Honda Brio itu dijumpai tidak lagi kelihatan di tempat tinggal mereka. Hingga, perkiraan mobil lenyap saat keempatnya menghembuskan napas terakhir pun muncul.
"Kendaraan itu udah dijual langsung oleh saudara Budyanto Gunawan sebagai pemiliknya," papar Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pasma Royce dalan informasi terdaftarnya, Selasa (15/11/2022) malam.
Budyanto, lanjut Pasma, udah menjajakan mobil punyanya pada satu diantara pemilik showroom mobil berinisial R di 20 Januari 2022. Kendaraan itu dijual dengan harga Rp 160 juta.
![]() |
Polisi olah TKP rumah satu keluarga yang tewas di Kalideres, Jakarta Barat, Rabu (16/11/2022) (CNN Indonesia/Andry Novelino) |
Diperkira digembok dari dalam
Gembok kunci rumah yang ada pada teritori Perumahan Citra Garden 1 itu pula dikira terkunci dari dalam.
Menurut Ketua Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Benny Mamoto, kunci gembok kunci yang dipasang itu masihlah dalam penguasaan ke-4 yang tinggal di rumah.
"Gembok kunci pintu rupanya digembok dari dalam, tidak dari luar. Bermakna tentu saja penguasaan kunci oleh sang penghuni. Ini jadi catatan khusus," papar Benny saat wawancara bersama Kompas TV, dilansir Selasa.
Benny memiliki pendapat, hasil ini perlu diusut selanjutnya oleh pihak kepolisian buat membuka mistik sekeluarga meninggal di Kalideres.
Karena itu, lanjut Benny, penyidik bisa cari keterkaitan di antara situasi rumah yang terkunci dari dalam dengan yang menimbulkan kematian.
"Oleh karenanya, kami masih tunggu dari hasil Labfor nanti buat sesegera mungkin kita dapat mengaitkan kejadian ini motifnya apa," ungkapkan Benny.
Diketemukan buku bermacam agama
Benny ikut memberikan kalau penyidik mendapati beberapa buku agama di TKP. Ini, kata Benny, perlu diusut lebih dalam oleh beberapa penyidik.
Menurut Benny, penyidik perlu memeriksa beberapa buku itu dengan periksa tiap coretan yang kemungkinan berniat digariskan oleh bagian keluarga itu.
"Ada yang menarik menurut saya. Lantaran di TKP pula diketemukan beberapa buku bermacam macam agama, lantas beberapa buku bacaan. Ini menurut kami penyidik perlu mempelajari," ujar Benny.
Hingga, penyidik dapat mengenal adakah bacaan atau tuntunan spesifik yang benar-benar dianalisa serta didalami oleh beberapa korban.
Kesaksian tukang jamu langganan korban
R, tukang jamu langganan keluarga yang meninggal misterius itu, menyatakan sempat berjumpa langsung sama mereka 2 bulan lalu.
Masa itu R bertemu dengan Rudyanto Gunawan (68) serta anaknya, Dian (40).
Ke-2 nya kelihatan jalan bersama-sama. Akan tetapi, R merasa ganjil lantaran mereka cuma terdiam. Meskipun sebenarnya, Dian dikenali sebagai personal yang ramah di mata R.
"Dian jalan disini (arah pasar). Ia jalan kaki sama bapaknya membawa kresek item jalan," kata R dihadapi gak jauh dari TKP, Selasa.
"Terus tukang bubur tanya ke saya, 'Itu Dian kan, Mba?' Iya kata saya. Kok diem saja ya, biasanya kan ia negor," ujar R tirukan pembicaraannya dengan tukang bubur kala itu.
Dian pula nampak tidak sama sekian waktu terakhir. Wanita yang pada awalnya mempunyai tubuh gendut itu, kata R, bertambah kurus.
R pula menuturkan baru pertama kalinya memandang keluarga Dian pergi dengan jalan kaki.
"Rata-rata mereka keluar itu gak pernah jalan. Mereka terus membawa mobil atau gak motor. Serta baru kali itu saksikan ia jalan, Dian sama Bapaknya," sebutkan R.
Meskipun udah lama menjajakan jamu pada keluarga itu, R masih merasa ganjil terlebih saat salah seorang di antaranya punya niat pinjam uang.
Satu diantara anggota keluarga itu ajukan pertanyaan apa dapat meminjam uang sejumlah Rp 50 juta. Bagian keluarga itu berargumen, uang itu bakal dipakai buat operasi keluarganya.
R selanjutnya menolak buat pinjamkan lantaran dia menyatakan gak mempunyai uang sejumlah itu.
"Ia pernah WA (WhatsApp) ke saya minjem uang Rp 50 juta buat operasi. Operasi buat apa saya gak tahu," papar R.
Sejak wabah Covid-19, keluarga ini lantas tidak kembali pesan jamu darinya. R sendiri gak mengetahui faktanya.
Polisi cek suhu dan kelembapan ruanganruangan
Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Bareskrim Polri udah periksa temperatur serta kelembapan rumah sekeluarga meninggal di Kalideres.
Hal demikian dilaksanakan buat mengenal berapakah lamanya waktu pembusukan ke-4 mayat.
"Pembusukannya kelak jadi diketahui berapakah lama dari temperatur sama itu tadi (kelembapan). Sudah berapakah lama lebih kurang meninggalnya," jelas Kepala Sub Bagian (Kasubbid) Toksikologi Lingkungan (Toklin) Puslabfor Bareskrim Polri Kompol Faizal Rachmad.
Selama memeriksa temperatur serta kelembapan, kepolisian memanfaatkan humidity mtr. serta termometer. Beberapa dari mereka memeriksa tiga ruang di rumah.
"Kami menghitung temperatur sama kelembapan saja di tiga ruang. Kamar belakang, kamar depan, sama ruangan tamu," ujar Faizal.
Lebih kurang 15 menit, polisi ada dalam rumah sebagai lokasi ke-4 korban menghembuskan napas terakhir kalinya.
Akan tetapi, Faizal gak menghitung hasil pengecekan temperatur serta kelembapan di lokasi.
Mati bukan dikarenakan kelaparan
Terkini, Polda Metro Jaya menyatakan kalau 4 orang itu wafat bukan dikarenakan kelaparan.
Perkiraan kelaparan mulanya muncul lantaran hasil otopsi membuktikan tak ada tersisa sari makanan di lambung korban, dan otot ke-4 mayat yang sudah jadi kecil.
Akan tetapi, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan memperjelas kalau perkiraan awalan itu selama ini tak dapat dibuktikan.
"Dapat disebut untuk saat ini memanglah tidak ke arah kepada kelaparan. Kami tak mendapati ada yang menimbulkan terpentingnya lantaran mati kelaparan," papar Zulpan saat divalidasi, Selasa.
Meski begitu, Zulpan tidak bisa memperjelas selanjutnya masalah perkiraan sementara yang menimbulkan kematian ke-4 orang itu.
Zulpan cuma menuturkan kalau penyidik telah lakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) ulangi serta sedang mempelajari beberapa alat bukti baru yang diketemukan.
"Kami telah dapat sejumlah bukti di TKP, saran dll, namun memang tidak dapat kami berikan dengan cara langsung serta detil lantaran masih menghabiskan waktu," ungkapkan Zulpan.
"Utamanya sementara bukan dikarenakan kelaparan, namun pemicunya apa lantaran menjalankan saluran spesifik atau ada sesuatu hal lain, ini masih dipelajari," tambah dia.
Sebelumnya telah diberitakan, 4 orang bagian keluarga diketemukan meninggal di dalam tempat tinggalnya, Perumahan Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (10/11/2022).
Jasad sekeluarga yang udah membusuk itu diketemukan pertama kalinya oleh masyarakat di tempat yang terusik dengan berbau gak sedap di wilayah pemukimannya.
Ke-4 jasad itu, ialah Rudyanto Gunawan (71) yang diketemukan dalam status tertidur di atas kasur di kamar belakang.
Lantas, istri Rudyanto yang memiliki nama Margaretha Gunawan (68) diketemukan di kamar depan dalam status tertidur di atas kasur.
Di kamar yang sama pula diketemukan jasad anak dari Rudyanto-Margaretha yang memiliki nama Dian (40), namun terletak di lantai.
Paling akhir, ialah ipar dari Rudyanto yang memiliki nama Budyanto Gunawan diketemukan dalam posisi telentang di sofa ruangan tamu.
Selama ini, polisi menyangka mereka wafat dalam waktu yang berbeda.
Akan tetapi, waktu kematian sekeluarga yang dikenali begitu tertutup dari lingkungan sekitaran itu diduga terjadi lebih dari pada dua minggu lalu.
Tidak ada tandanya kekerasan di jasad mereka. Belum juga diketemukan zat/elemen beresiko di organ dalam.
Polisi masih memeriksa yang menimbulkan kematian sekeluarga itu. Jasad keempatnya sampai saat ini masih dicheck petugas laboratorium forensik di RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur.
Posting Komentar