JAKARTA - Nama Kapolda Metro jaya Irjen Fadil Imran ikut terseret dalam skenario Ferdy Sambo tentang kasus pembunuhan Brigadir J.
Saat ini, jenderal bintang dua itu harus berurusan dengan Timsus Mabes Polri yang menangani kasus Pembunuhan berencana Brigadir J.
Semua itu berawal dari aksi Mantan Kapolres Ferdy Sambo yang menangis memeluk Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran, Sabtu (13/7).
Sejak drama berpelukan itulah, beredar kabar bahwa Irjen Fadil Imran diduga terlibat dalam upaya pembebasan Ferdy Sambo.
Bahkan, mantan Kapolda Jatim itu diduga berperan dalam menyusun skenario pembebasan Irjen Ferdy Sambo, sahabat karibnya di kepolisian.
Menanggapi dugaan keterlibatan Fadil Imran, Kabag Humas Mabes Polri, Irjen Dedi Prasetyo menolak berkomentar.
"Nanti akan diinfokan apabila sudah ada," kata Dedi, Senin (15 Agustus).
Menurut dia, saat ini tim sedang fokus menyelesaikan berkas kematian Brigjen J agar bisa segera dilimpahkan ke Kejaksaan.
“Timsus fokus pada penyelesaian kasus agar bisa segera dirujuk ke kejaksaan,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Riset Kebijakan Nasional (KPN), Adib Miftahul, mengatakan desakan Kapolri Listyo Sigit untuk menonaktifkan Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran sangat wajar.
“Kapolda sempat bertemu cipika-cipiki dengan Sambo. Sebagai pemegang kontrol sosial, masyarakat masih penasaran dan bertanya-tanya tentang kasus ini,” kata Adib kepada GenPI.co, Kamis (11 Agustus)
Selain itu, kata Adib, keterangan dari Irwasum Polri Komjen Agung Budi Maryoto . yang mengatakan bahwa ada 7 anak buah Kapolda yang terlibat dalam skenario Ferdy Sambo juga menjadi pemicunya.
Menurut dia, arahan presiden agar Polri tidak selektif dan tidak pandang bulu telah memicu semangat publik untuk lebih menekan Kapolri.
“Kapolri juga harus menjelaskan kenapa Fadil Irman dan Ferdy Sambo berpelukan. Jangan sampai ada yang berasumsi bahwa Kapolri melindunginya," katanya. (Genpi/fajar).
iklan
Posting Komentar